Umur pendek? Lalu bagaimana dengan Ibumu?

Melihat dari kak Olga yang diusia mudanya sudah di panggil yang Maha Kuasa. Aku belajar, bahwa orang baik akan Tuhan ambil dengan cepat. Siapa yang tidak pernah tertawa karena celoteh Kak Olga.? Siapa yang sahurnya tidak lagi sepi setelah menonton Trans TV..?

Life Goal banget lah ya, bisa buat orang bahagia. Meskipun pada akhirnya kesehatan menjadi taruhan.
Orang baik sudah menggunakan banyak waktunya untuk banyak orang disekelilingnya.
Terkadang hingga memforsir kesehatannya, dan sering kali acuh dengan hal tersebut.
Hampir seluruh hidupnya dituangkan untuk memberikan bantuan pada orang disekitarnya.
Hingga kemudian, badannya yang harusnya mendapat penyakit tersebut di umur 30/40an.
Menjadi rentan, dan pada umur 20an saja dia sudah sakit, dan kemudian Allah tarik kembali ke pangkuannya.

Lelahnya yang harusnya di tempuh dalam waktu 60 tahun, dia singkat dalam perjalanan hidup 30 tahun.
Bagi dia yang belum bertemu jodohnya, Allah berikan dia bidadari di Surga nanti.
Yang belum sempat pergi keluar negeri utuk berwisata, Allah beri indahnya Surga yang tanpa batas.

Tapi, ketika kita terlalu egois untuk memberikan kebahagaian untuk orang lain secara luas.
Yang belum tentu tahu perjuangan dan sakitnya perjuangan kita.
Tapi,
Pernahkah sejenak melihat keriput di wajah Ibu dan Ayah kita?
Pernahkah berfikir, sudah berapa banyak kita bahagiakan mereka?
Dan, tega-teganya kita tinggalkan mereka begitu saja.

Setiap malam, mereka yang mendoakan kesuksesan kita yang sedang berjuang di rantauan.
Setiap pagi, dialah yang berpeluh keringat mencari uang untuk keberlangusungan hidup kita.
Setiap senja, merekalah yang selalu teringat akan masa-masa indah ketika kita masih kecil.

Dan, ketika tubuh kita mulai sakit. Merekalah satu-satunya orang yang jauh merasakan sakit.
Merasakan hampanya kesehatan tubuh mereka.
Dan ingin rasanya untuk mengambil rasa sakit itu dari tubuh anaknya.

Hal yang paling sakit dalam hidup ini adalah...
"melihat anak kita lahir, melihat tawa manisnya di usia balita, mengajarkannya membaca dan melihat dunia, membimbingnya mencari jati diri, dan melihatnya sakit..."
"Sakit yang parah, hingga anak menangis, dan mengeluh akan rasa sakit itu"
"DAN PERCAYALAH, setiap rintihan dan tangisan itu, akan marajam setiap jengkal saraf  di kepalaku nak"
"Dan akhirnya dokter memberikan kabar kematianmu, darah daging yang selama ini aku sayangi lebih dari apapun"
"Tuhan, aku ingin memeluk dan melihat senyumnya lagi esok pagi... "